00685 ت - تفسير أنوار التنزيل وأسرار التأويل - تفسير البيضاوي
00864 ت - تفسير الجلالين - تفسير المحلي والسيوطي
01250 ت - تفسير فتح القدير - تفسير الشوكاني
إعراب الآية القرآنية
إعراب القرآن - الدر المصون - الحلبي
إعراب القرآن - النحاس
إعراب القرآن - كلمات
إعراب القرآن - قاسم دعاس
إعراب القرآن الكريم
تفاسير أهل السنة
00817 ت - تفسير القرآن - تفسير الفيروز أبادي
00375 ت - تفسير بحر العلوم - تفسير السمرقندي
00450 ت - تفسير النكت والعيون - تفسير الماوردي
00516 ت - تفسير معالم التنزيل - تفسير البغوي
00546 ت - تفسير المحرر الوجيز في تفسير الكتاب العزيز - تفسير ابن عطية
00597 ت - تفسير زاد المسير في علم التفسير - تفسير ابن الجوزي
00660 ت - تفسير القرآن - تفسير ابن عبد السلام
00710 ت - تفسير مدارك التنزيل وحقائق التأويل - تفسير النسفي
00725 ت - تفسير لباب التأويل في معاني التنزيل - تفسير الخازن
00754 ت - تفسير البحر المحيط - تفسير أبو حيان
00803 ت - تفسير التفسير - تفسير ابن عرفة
00728 ت - تفسير غرائب القرآن ورغائب الفرقان - تفسير القمي النيسابوري
00875 ت - تفسير الجواهر الحسان في تفسير القرآن - تفسير الثعالبي
00880 ت - تفسير اللباب في علوم الكتاب - تفسير ابن عادل
00885 ت - تفسير نظم الدرر في تناسب الآيات والسور - تفسير البقاعي
00911 ت - تفسير الدر المنثور في التفسير بالمأثور - تفسير السيوطي
00951 ت - تفسير إرشاد العقل السليم إلى مزايا الكتاب الكريم - تفسير أبو السعود
00150 ت - تفسير مقاتل ابن سليمان - تفسير مقاتل ابن سليمان
00427 ت - تفسير الكشف والبيان - تفسير الثعلبي
00104 ت - تفسير مجاهد - تفسير مجاهد ابن حبر المخزومي
00756 ت - تفسير الدر المصون - تفسير السمين الحلبي
00741 ت - تفسير التسهيل لعلوم التنزيل - تفسير ابن جزي الغرناطي
00360 ت - تفسير التفسير الكبير - تفسير الطبراني
00333 ت - تفسير تأويلات أهل السنة - تفسير الماتريدي
01241 ت - تفسير حاشية الصاوي - تفسير الجلالين
00161 ت - تفسير سفيان الثوري - تفسير عبد الله سفيان بن سعيد بن مسروق الثوري الكوفي
00303 ت - تفسير النسائي - تفسير النسائي
00211 ت - تفسير عبد الرزاق الصنعاني مصور - تفسير همام الصنعاني
01332 ت - تفسير محاسن التأويل - تفسير محمد جمال الدين القاسمي
01354 ت - تفسير المنار - تفسير محمد رشيد بن علي رضا
00399 ت - تفسير القرآن العزيز - تفسير ابن أبي زمنين
00330 ت - تفسير كتاب نزهة القلوب - تفسير أبى بكر السجستاني
00661 ت - تفسير رموز الكنوز في تفسير الكتاب العزيز / تفسير عز الدين عبد الرازق الرسعني الحنبلي
تفاسير أهل السنة السلفية
01921 م - تفسير أيسر التفاسير - تفسير أبو بكر الجزائري
01376 ت - تفسير تيسير الكريم الرحمن في تفسير كلام المنان - تفسير عبد الرحمن بن ناصر بن السعدي
تفاسير حديثة
01270 ت - تفسير روح المعاني - تفسير الألوسي
01387 ت - تفسير في ظلال القرآن - تفسير سيد قطب
01393 ت - تفسير التحرير والتنوير - تفسير ابن عاشور
01393 ت - تفسير أضواء البيان في تفسير القرآن - تفسير الشنقيطي
01418 ت - تفسير خواطر محمد متولي الشعراوي
01431 ت - تفسير الوسيط في تفسير القرآن الكريم - تفسير طنطاوي
تفاسير مختصرة
00468 ت - تفسير الوجيز - تفسير الواحدي
00754 ت - تفسير النهر الماد - تفسير الأندلسي
00923 ت - تفسير الصراط المستقيم في تبيان القرآن الكريم / تفسير الكازروني
00597 ت - * تفسير تذكرة الاريب في تفسير الغريب/ تفسير الامام ابي الفرج ابن الجوزي
تفاسير ميسرة
01332 ت - تفسير تيسير التفسير - تفسير إطفيش
01404 ت - تفسير تيسير التفسير - تفسير القطان
00000 - تفسير المنتخب في تفسير القرآن الكريم - لجنة القرآن الكريم
02011 ت - تفسير أيسر التفاسير - تفسير أسعد حومد
01930 م - تفسير آيات الأحكام - تفسير الصابوني
01930 م - تفسير مختصر تفسير ابن كثير - تفسير الصابوني
01930 م - تفسير صفوة التفاسير - تفسير الصابوني
Verse (23:80) - English Translation
Welcome to the Quranic Arabic Corpus, an annotated linguistic resource for the Holy Quran. This page shows seven parallel translations in English for the 80th verse of chapter 23 (sūrat l-mu'minūn). Click on the Arabic text to below to see word by word details of the verse's morphology.
Chapter (23) sūrat l-mu'minūn (The Believers)
Sahih International: And it is He who gives life and causes death, and His is the alternation of the night and the day. Then will you not reason?
Pickthall: And He it is Who giveth life and causeth death, and His is the difference of night and day. Have ye then no sense?
Yusuf Ali: It is He Who gives life and death, and to Him (is due) the alternation of Night and Day: will ye not then understand?
Shakir: And He it is Who gives life and causes death, and (in) His (control) is the alternation of the night and the day; do you not then understand?
Muhammad Sarwar: It is He who gives life and causes death and it is He who alternates night and day. Will you not then understand?
Mohsin Khan: And it is He Who gives life and causes death, and His is the alternation of night and day. Will you not then understand?
Arberry: It is He who gives life, and makes to die, and to Him belongs the alternation of night and day; what, will you not understand?
Dan Dia lah yang menghidupkan dan mematikan; dan Dia lah yang menentukan pertukaran malam dan siang. Maka tidakkah kamu mahu berfikir?
[23:80] Tafsir Jalalayn
(Dan Dialah yang menghidupkan) dengan meniupkan roh ke dalam Mudhghah atau janin (dan mematikan, dan Dialah yang mengatur pertukaran malam dan siang) malam gelap, dan siang menjadi terang, serta menambah panjang dan mengurangi waktu salah satu di antara keduanya. (Maka apakah kalian tidak memahaminya?) maksudnya memahami ciptaan Allah swt., kemudian kalian mengambil pelajaran daripadanya.
[23:80] Quraish Shihab
Dia pula yang menghidupkan dan mematikan sesuatu. Atas perintah dan ketentuan hukum-Nya, siang dan malam datang silih berganti dengan jarak jurasi yang berbeda-beda. Tidakkah kalian memikirkan bukti kemahakuasaan-Nya dan memahami kewajiban beriman kepada-Nya dan kepada hari kebangkitan?(1). (1) Dalam al-Qur'ân banyak ditemukan ayat-ayat yang berbicara mengenai gejala siang dan malam. Hal itu menunjukkan bahwa Allah Swt. mengingatkan umat manusia akan begitu dalamnya arti yang dikandung dalam siang dan malam sebagai gejala alam, dan mendorong para cendekiawan untuk berpikir dan mengadakan penelitian. Perbedaan siang dan malam ini menimbulkan dua hal: perbedaan waktu panjang pendeknya (jurasi), dan perbedaan dalam beberapa gejala alam yang dapat dilihat. Pertama, perbedaan jurasi. Siang adalah suatu masa yang dimulai dengan menyingsingnya fajar sampai terbenamnya matahari di ufuk barat, hingga seolah menyentuh permukaan bumi, seperti yang kita saksikan sehari-hari, padahal sebenarnya pinggir atas matahari tidak berada di ufuk. Itu terjadi karena sinar yang terpancar itu melengkung pada saat refraksi ketika sinar sedang berjalan pada lapisan-lapisan udara sampai tiba kepada penglihatan kita. Dengan demikian, ia tampak seolah-olah berada di ufuk. Tepian itu sebenarnya bearada di bawah ufuk sekitar 35 menit lengkung. Sedangkan malam, adalah suatu masa yang merupakan kelanjutan siang. Jumlah masa siang dan malam sama dengan satu masa rotasi bumi pada porosnya dari barat sampai ke timur. Antara siang dan malam terdapat dua masa, yaitu masa remang barat dan masa remang timur. Panjang jurasi siang berbeda dari satu tempat ke tempat lain dan tergantung pada musim. Begitu juga bahwa jurasi malam, waktu-waktu salat dan puasa ditentukan berdasarkan posisi bola matahari terhadap ufuk. Kedua, perbedaan dalam beberapa gejala alam. Gejala-gejala itu bermacam-macam bentuknya yang muncul akibat interaksi antara sinar matahari--dengan kandungan sinar positif, visibel dan takvisibel--dengan partikel-partikel yang mengalirkan listrik, atmosfer, permukaan laut dan sahara, dan seterusnya. Selain itu, gejala itu dapat pula berbentuk gerhana matahari, gerhana bulan, bintang, bintang berekor, planet dan meteor yang pada siang hari tidak tampak karena tertutup oleh sinar matahari yang sangat terang. Letak perbedaan paling menonjol antara siang dan malam adalah adanya cahaya pada siang hari yang disebabkan oleh pancaran sinar langsung matahari yang jatuh pada atmosfer yang terdiri atas molekul-molekul dan mengandung atom-atom debu. Sinar itu kemudian terefleksi dan terpancar ke seluruh penjuru. Pada saat udara cerah, atom-atom debu sangat kecil dan posisi bola matahari sangat tinggi di atas ufuk, yang akan terpancar dan tampak oleh mata adalah warna biru. Langit pun akan tampak biru. Tetapi, pada saat matahari terbit atau terbenam, ufuk akan tampak berwarna oranye dan perlahan-lahan menjadi merah. Cahaya biru yang terpancar hanya tampak sedikit sekali. Oleh karena itu, langit pun berwarna biru kegelapan. Pada saat matahari terbenam di ufuk [barat], kita dapat menyaksikan warna hijau di lapisan atasnya selama satu detik atau kurang. Gejala ini disebut "kilauan hijau" yang mudah dilihat di atas permukaan laut, di balik puncak gunung atau di balik dinding rumah. Gejala ini timbul akibat inklinasi cahaya matahari yang menyebabkan larutnya visi matahari menjadi beberapa warna, termasuk warna hijau ini. Singkatnya, sinar matahari mengandung beberapa warna, visibel dan takvisibel, yang masing-masing berbeda panjang gelombangnya. Gelombang-gelombang itu sendiri memiliki beberapa ciri seperti refraksi, refleksi, separasi, interpenetrasi, polarisasi dan inklinasi. Apabila tanda-tanda itu berinteraksi dengan atmosfer pada kondisi tertentu, kita akan melihat, sebagai akibatnya, gejala siang, fatamorgana, pelangi, korona matahari dan gejala-gejala lainnya. Pada saat matahari tenggelam di balik ufuk, langit akan tampak beraneka warna, sesuai dengan tingkat separasi sinar matahari di dalam lapisan atas udara. Dan ketika bola matahari semakin menurun, lembayung di ufuk barat akan menghilang secara perlahan. Warnanya pun akan sirna. Lalu apabila turunnya bola matahari itu mencapai kelengkungan 18,5 derajat, langit akan berwarna gelap. Para ahli falak (mîqâtiyyûn: penentu waktu) menamakan gejala timbulnya beraneka warna pada saat itu sebagai masa petang, sebagai tanda masuknya waktu salat Isya. Pada saat petang itu muncul sinar cornetist (kornetis) yang berbentuk kerucut dengan alasnya yang berada di ufuk barat. Pada musim dingin, sinar kornetis itu akan bertambah panjang, hingga puncak kerucut itu dapat mencapai azimut. Pada tengah malam, sinar itu muncul pada waktu syuruk mula-mula seperti kepala puncak kerucut yang semakin lama semakin tinggi. Alas kerucut itu pun semakin melebar. Setelah itu, ketika matahari berada pada posisi 18,5 derajat di bawah ufuk timur, mulai masuk waktu salat Subuh. Pada saat itu mulai muncul lembayung timur secara perlahan-lahan dan berlawanan dengan munculnya lembayung barat. Apa yang diistilahkan dengan fajar sidik tidak lain merupakan sinar kornetis yang mencapai tingkat tertingginya ketika matahari berada pada posisi 18,5 derajat lebih di bawah ufuk timur. Belakangan ini ditemukan bahwa matahari mempunyai lapisan luar yang sangat tipis dan melebar sangat jauh sampai hampir menyentuh atmosfer. Lapisan itulah yang menghasilkan beraneka warna sinar kornetis. Gejala-gejala yang disebutkan sebagai contoh tadi akan tampak jelas pada saat langit tidak berawan dan tidak berangin yang mengandung debu. Apabila langit berawan, yang akan muncul adalah warna gelap. Dan apabila awan itu mengandung rintik hujan--yang dihasilkan dari perkawinan proton dan neotron--ia akan berinteraksi dengan sinar matahari. Pada gilirannya akan muncul gejala pelangi dengan aneka warnanya yang indah. Apabila awan itu merupakan selaput yang mengandung biji-biji kecil berbentuk kristal segi enam yang terbuat dari air beku, biji-biji kristal itu akan berinteraksi dengan sinar matahari sehingga menimbulkan refraksi sinar dari permukaan menuju ke dalam untuk kemudian terefleksi di lapisan dalam, kemudian teretraksi kembali ke luar. Pada kondisi-kondisi tertentu, kita akan dapat menyaksikan korona yang berbentuk lingkaran besar dan berwarna di sekitar matahari. Di tengah kegelapan malam, akan muncul bintang-bintang berkelap-kelip di kubah langit yang tampak seolah-olah berjarak tidak jauh dari kita. Pada kenyataannya, bintang-bintang itu berada pada kejauhan bertahun-tahun sinar dari kita. Saat itu, di kubah langit akan terlihat pula planet-planet, meteor dan bintang berekor, yang juga tampak seolah-olah dekat. Bahkan kita hampir tidak merasakan perbedaan jaraknya. Fenomena ini mengingatkan kita akan makna firman Allah Swt. yang berarti "Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terjaga, sedangkan mereka berpaling dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang terdapat di dalamnya" (Q., s. al-Anbiyâ': 32). Dan, seperti telah diterangkan sebelumnya, bahwa selain sinar yang muncul dari matahari terdapat juga sinar yang muncul dari partikel-partikel yang terpancar dari kawasan matahari sangat aktif dan membawa aliran listrik dan sinar tajam ultraviolet. Partikel-partikel itu kemudian berinteraksi dengan lapisan atas udara dengan terpengaruh oleh magnet di sekitar bumi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi sinar utara dan selatan hingga tampak berwarna gelap di utara bagaikan tabir warna hijau kemerah-merahan yang sangat indah. Gejala ini dapat berlangsung beberapa jam di langit utara dan dapat disaksikan pada beberapa malam di saat matahari berada pada titik kulminasi aktifitasnya. Tabir hijau kemerah-merahan itu tidak saja dapat disaksikan di belahan utara langit, tetapi juga di bagian tengah di atas daerah katulistiwa. Pada awan dan udara terdapat aliran listrik yang menghasilkan kilat dan sinar pada beberapa awan yang tinggi. Beraneka fenomena dan gejala alam itu membuat kita menangkap makna firman Allah Swt. yang artinya berbunyi "Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi dan perbedaan siang dan malam benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum cerdik cendekiawan." Dari situ tampak jelas bahwa perbedaan- perbedaan yang terdapat pada berbagai gejala alam adalah sesuatu yang timbul akibat faktor yang tidak mungkin dicampurtangani oleh manusia. Hanya Allahlah yang menguasai perberbedaan siang dan malam. Manusia tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk mengendalikannya. Allah, dengan ukuran yang tepat dan ketentuan yang pasti, mempergilirkan siang dan malam yang panjang dan pendeknya pun bervariasi sepanjang tahun.
[23:80] Bahasa Indonesia
Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?
﴿وهو الذي يحيي ويميت وله اختلاف الليل والنهار﴾: الواو عاطفة، و﴿هو﴾ مبتدأ، و﴿الذي﴾ اسم موصول في محل رفع خبر، وجملة ﴿يحيي﴾ صلة الذي لا محل لها من الإعراب، وجملة ﴿يميت﴾ معطوفة على جملة الصلة ﴿يحيي﴾ فلا محل لها من الإعراب، ﴿وله﴾: الواو عاطفة، و﴿له﴾ جار ومجرور متعلقان بمحذوف خبر مقدم، واختلاف مبتدأ مؤخر، والليل مضاف إليه، والنهار معطوف مجرور، وجملة ﴿له اختلاف الليل والنهار﴾ معطوفة على جملة الصلة ﴿يحيي﴾ فلا محل لها من الإعراب، وجملة ﴿وهو الذي يحيي...﴾ معطوفة على الجملة المستأنفة ﴿وهو الذي أنشأ لكم السمع...﴾ لا محل لها من الإعراب. ﴿أفلا تعقلون﴾: ﴿أفلا﴾: الهمزة: للاستفهام، والفاء: عاطفة على مستأنف مقدر، أي: ألا تتفكرون فلا تعقلون، أو أتتفكرون فلا تعقلون، ولا: نافية، و﴿تعقلون﴾ فعل مضارع وواو الجماعة فاعل.
Comments
Post a Comment